Welcome to My Blog, Hopefully the Contents of My Blog Can be Useful for You All ..^^.

11 Desember 2008

KAIRO, KOTA SERIBU KUBAH

Memasuki kota Kairo, sejauh mata memandang, pelancong akan disambut menara-menara nesjid yang menjulang seantero kota. Tidak heran, jika kota sejarah yang dibangun panglima Amr bin Ash ( 583-664) pada masa khalifah Umar bin Khattab (581-664) ini, dijuluki sebagai Kota Seribu Menara.
Kairo, atau dalam bahasa Arab sering disebut Al-Qahirah, bermakna kemenangan. Kota itu terletak di pesisir timur Sungai Nil. Sejak 14 abad silam, kota Kairo yang memiliki luas luas wilayah 210 kilometer persegi itu menjadi ibu kota Mesir.
Semula, kota Kairo hanya berada di kawasan Fustat atau oleh warga setempat disebut Misr Qadim (Kota Tua), tapi kemudian melebar ke timur, atau masyarakat setempat menyebutnya Misr Jadid (Kota Baru) atau Heliopolis.
Fustat pada awalnya hanya berkisar 15 km persegi yang terebntang dari Distrik Abbasea di utara hingga Sayyida Zenab di selatan. Fustat sendiri dalam bahasa Arab bermakna kemah, karena pada waktu itu serdadu Islam mula-mula mendirikan kemah-kemah untuk markas mereka.
Tak jauh dari Fustat, tepatnya sekitar 18 km arah barat, Raja Fir’aun (Cheops) pada tahun 2560 SM membangun Piramida dan Sphinx, yang kemudian ditasbihkan menjadi salah satu tujuh kajaiban dunia. Bangunan itu hingga saat ini masih tegak berdiri.
Kota Memphis yang dibangun Raja Menes ini bertahan sekitar tiga millennium (3.000 tahun) hingga Mesir jatuh ke tangan Alexander Agung (356-323). Alexander Agung kemudian memindahkan ibu kota Mesir ke Iskandariah (221 km utara Kairo), kota yang dibangun Sang Emperor dari Yunani itu. Ketika panglima Amr bin Ash berhasil menguasai negeri Cleopatra pada tahun 640 itu, ia memilih Kairo menjadi ibu kota Mesir.

Tak dikenal pada zaman Nabi
Menara dan kubah saat ini identik dengan mesjid. Padahal sebenarnya kedua tipe bangunan itu tidak pernah dikenal pada masa awal Islam. Nabi Muhammad saw. Dan para sahabatnya membangun mesjid hanya dengan beratap pelepah kurma, tanpa menara maupun kubah.
Peneliti arsitektur Islam dari Mesir, Kamal Eddin Sameh menemukan bahwa menara mesjid itu diadopsi dari Persia (kini Iran) yang kemudian menjadi karakteristik mesjid. Menara pada awalnya menjadi tempat adzan para muadzin, yang memaklumkan kepada public setiap tiba waktu shalat.
Menara, yang pada bahasa Persia disebut Menaret atau bahasa Arab Manarah, bermakna tempat api unggun. Konon pada zaman pra-Islam, menara mesjid menjadi tempat penyembah berhala orang Persia.
Itulah sebabnya, bangunan mesjid dengan menara dan kubah itu menjadi tempat kontroversi. Bahkan, para ulama di Kufah dan Basrah, Irak, sempat melarang melengkapi mesjid dengan menara karena dianggap sisa-sisa perbuatan syirik orang Persia. Menurut Kamal Sameh, mesjid yang memiliki menara pertama kali muncul tahun 72 Hijriyah atu sekitar 62 tahun setelah Nabi Muhammad saw. wafat.
Kubah mesjid pertama dikenal ketika Khalifah Abdul Malik bin Marwan mendirikan Qubbah Al-Shahrah (The Dome of The Rock) atau Mesjid Aqsa di Jerussalem pada 55 Hijriyah, yang mengadopsi model arsitektur budaya setempat. Mesjid Amr bin Ash, mesjid pertama di Mesir awalnya tidak memiliki menara. Namun, belakangan Mesjid Amr bin Ash di Fustat itu dilengkapi dengan menara dan kubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...